Berada di ketinggian apalagi sambil mengerjakan sesuatu pekerjaan bagi sebagian orang tampaknya sulit. Hyperphobia menjadi semacam ketakutan paling umum manakala berada di ketinggian. Gemetar, keringat dingin, rasa mual, menjerit histeris atau pusing menjadi gejala umum yang terjadi pada penderita Hyperphobia. Kejadian terparah bisa terjatuh dari ketinggian dan pingsan.Terdapat beberapa profesi yang mengharuskan berada di ketinggian. Pilot, pendaki gunung, pekerja sirkus (akrobat) adalah beberapa profesi para profesional yang harus bekerja dan berada di ketinggian. Sementara itu dari sekian para pekerja formal ini, ada salah satu pekerjaan yang bisa dikategorikan sebagai pekerja informal yaitu para kuli dan pekerja (baca:tukang) bangunan yang juga dituntut untuk siap bekerja di ketinggian.
Pengalaman penulis melintasi sebuah proyek bangunan di salah satu perumahan, tampak para tukang dan pekerja bangunan bekerja dengan asyiknya di ketinggian seperti tanpa hirau akan keselamatannya. Tanpa alat pengaman, tanpa pelindung (helm kerja) atau tali yang menjaga mereka dari kecelakaan (terjatuh, terpeleset dll). Penulis juga tidak yakin apakah mereka dijamin asuransi kecelakaan diri atau tidak? Profesi yang menuntut mereka untuk demikian. Lagipula sepertinya mereka menikmati keadaan tersebut, seperti terlihat disela-sela pekerjaan siang itu, mereka masih sempat bersenda gurau di ketinggian dengan sesama rekannya.
Profesi dan kebutuhan hidup adakalanya saling menuntut sebuah pengorbanan. Keduanya harus seiring dan sejalan demi memaknai kehidupan ini seutuhnya. Bekerja di ketinggian, - yang bagi sebagian orang sulit - tapi sebagian lain di antara kita malah menjadikannya sebuah profesi dan gantungan hidup. Keahlian dan kebiasaan menjadikan Hyperphobia tidak menghampiri mereka yang berkecimpung di dalamnya. Namun, bagaimanapun juga tetap perlu diperhatikan mengenai keselamatan kerja bagi yang bekerja atau yang mempekerjakan orang di ketinggian.---------
Reportase: Buddy Nugraha
Foto-Foto: Buddy & Rudi
